NAMA :Hikmawati
KELAS :XI IPA 3
NU : 16
Gua yang aneh
Tokoh; Aku
Irwan
Iswan
Tia
Babak I
Suatu pagi di pinggir sebuah sungai. Siulan burung mewarnai pagi itu.
Aku : “hai…” (sambil berlari-lari kecil) (setelah dekat) “udah lama ya? ha..ha..ha..”(tertunduk memegang lutut)
Tia : “Kamu niat ga sih!” (dengan wajah cemberut)
Aku : “sori,,,, sori,,,soalnya tadi aku sempat diceramahi mama dulu, trus pagi ini kita kemana?”
Iswan : “seperti yang kita rencanakan kemarin”
Aku : “ke gunung itu?”
Irwan :”Daripada lama ayo jalan saja”
Merekapun berjalan….
Babak II
Beberapa saat kemudian, di sebuah mulut gua, perbatasan antara desa dan gunung.
Aku :”aku takut lewat goa ini, tidak ada jalan lain ya?” (berdiri di belakang Tia)
Iswan :”jalan lain sih ada, tapikan kita sudah sepakat lewat sini
Aku :”tapi kalau ingat kata oerang-orang, aku jadi merinding”
Tia :”Lupain saja kata orang-orang, kita kesini kan untuk bersenang-senang”
Irwan :Ya benar tuh …mereka hanya menakut-nakuti kita biar gak naik gunung.
Merekapun masuk kedalam gunung dengan perasaan berdebar.
Babak III
Di dalam gunung. Mereka berjalan secara berlahan. Tiba-tiba…
Aku : “AAAAAAAAA” (berteriak panik)
Irwan : “Ada apa?” (bingung)
Aku : “ka…ka… ki..ki..kaki..ki..kaki…ku….” (tergagap sambil menunjuk kearah kaki)
Semuanya melihat ke arah kakiku….
Semua:”AAAAAA”(bersamaan)
Kakiku tidak menginjak tanah…kakiku terangkat kurang lebih 10cm dari tanah… semakin lama aku semakin tinggi.
Aku :Pegang aku…pegang aku.. jangan lepaskan aku…”(panik)
Serentak semuanya memegang kakiku dan membawaku keluar.
Babak IV
Di luar gua,,, Aku duduk di atas sebuah batu,Iswan memelukku sambil menenangkanku.
Irwan :”ternyata gosip itu bukan isapan jempol belaka”
Tia :”Imma..Imma…kenapa sih kamu bisa terangkat?”
Aku hanya diam. Iswan melepaskan pelukannya.
Iswan : “eh,,kau tuh ya tidak berperasaan,, orang masih ketakutan, bertanya seperti itu!"(melihat kearah Tia dengan marah)
Irwan menggantikan posisi Iswan. Irwan berusaha menenangkanku.
Tia : “ Aku bertanya seperti itu karena aku peduli dia, aku mau tau keadaannya”
Iswan :”Oh,,, peduli? Peduli apa kamu hanya menambah ketakutan Imma” (membentak Tia) “lagian kamukan bisa menanyakan keadaannya atau perasaannya? Bukannya dengan pertanyaan seperti tadi?”
Tia :akukan Cuma mau tau kenapa bisa terjadi hal yang sperti tadi”(membentak)
Aku hanya duduk mendekap lutut sambil mendengarkan pertengkaran mereka.
Irwan : “sudah,,,sudah,,, kalian kok jadi bertengkar? Kalian hanya membuat suasana menjadi lkacau tau!” (melerai keduanya)
Sejenak kami diam.. Hening.
Iswan : “Imma! Kamu sudah tidak apa-apakan?”
Aku : “ sudah baikan kok. Makasih”
Iswan : “maafkan kami ya!”
Aku :ini bukan salah kalian kok. Aku yang salah.. entahlah, mungkin tadi aku melamun, maaf ya semua menyusahkan kalian!”
Iswan :”coba tau bakal begini, tadi aku di belakang saja menjaga kamu bukannya meninggalkanmu di belakang”
Irwan : “sudahlah, semuanya sudah berlalu jangan diungkit lagi” (memegang pundak kami berdua)
Aku : “yap, aku sudah tidak apa-apa kok, jika tidak keberatan kita sudah bisa melanjutkan perjalanan kita”
Tia : “ok!”
Kamipun melanjutkan perjalanan untuk mendaki gunung,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar