KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Mengawali tulisan yang mengadung ribuan
makna, tak lupa kita panjatkan rasa syukur dan segala pujian kepada Sang Kholik, Allah subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan Rahman dan Rohim-Nya kepada penulis dan pembaca di
dunia dan akhirat serta kesempatan yang diberikan hingga pada akhirnya penulis
mampu merampungkan laporan ini. Tak lupa pula kita curahkan salam dan salawat
kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa
Sallam, Nabi seluruh umat hingga akhir zaman, yang telah menerangi hidup dengan risalahnya,
serta salam kepada para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in dan orang-orang yang
beriman hingga yaumul akhir.
Makalah ini merupakan salah satu tugas Kimia Fisika material yang membahas mengenai
struktur Kristal tembaga. Di dalamnya dibahas mengenai bentuk, sifat kimia dan
fisika dari Kristal kimia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membimbing dan telah
membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis
sadar sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyusunan
laporan selanjutnya.
Akhirnya,
semoga laporan
ini berisikan
seluruh rangkaian kegiatan praktikum biokimia ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Makassar, 5 Desember 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kristal logam adalah kumpulan ion positif yang tersusun
teratur dalam ruang dan lautan elektron bebas yang bergerak dalam ruang berisis
ion tersebut. Elektron dihambur oleh ion-ion yang melakukan getaran termal
disekitar kedudukan seimbangnya dan ketidakmurnian kimiawi dan cacat geometrik
kristal logam.
Salah satu Kristal logam yang terdapat di alam adalah
tembaga (Cu). Struktur
kristal tembaga adalah face centered cubic (FCC) dengan karakteristik
lembut dan ductile, permukaan mengkilat berwarna merah-jingga. Secara umum
tembaga dimanfaatkan untuk membuat kawat, perunggu dan koin.
Untuk membahas lebih
lanjut mengenai struktur Kristal logam tembaga maka disusunlah makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 KRISTAL
Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Secara umum, zat cair membentuk kristal
ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa
kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang"
pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk
secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya,
kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari
merupakan polikristal.
Gambar
1. Bentuk Kristal
Struktur kristal terjadi pada semua
kelas material, dengan semua jenis ikatan kimia. Hampir semua ikatan
logam ada
pada keadaan polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal harus diproduksi
secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari
lelehan cairan maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat
umum. Contohnya adalah intan, silika dan grafit.
Material polimer umumnya akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun
panjang molekul-molekulnyabiasanya mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga dapat berperan
dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan
lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit. Kebanyakan material kristalin
memiliki berbagai jenis cacat
kristalografis.
Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat
material tersebut.
Meskipun istilah "kristal"
memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika
zat padat, dalam
kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk
kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung
pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan
juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga
salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Beberapa material kristalin mungkin
menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek
feroelektrik atau
efek piezoelektrik.
2.2 TEMBAGA
(Cu)
Gambar 2.
Tembaga
Tembaga adalah
suatu unsur
kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor
atom 29. Merupakan logam
transisi, berada pada golongan 11 periode 4, dan grup d dalam tabel sistem
periodik. Lambangnya berasal dari bahasa
Latin Cuprum.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang
baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang
cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna
jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk
membuat perunggu.
Logam ini dan aloinya (campuran)
telah digunakan selama empat hari. Di era Roma, tembaga umumnya ditambang di Siprus,
yang juga asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus), nantinya
disingkat jadi сuprum).
Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II).
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke
dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi,
dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat
racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang
penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh,
tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
2.3 SIFAT
FISIK DAN KIMIA TEMBAGA
2.3.1 Fisika
Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh
konduktivitas listriknya yang tinggi (59,6×106 s /m) dan oleh
karena itu juga mempunyai konduktivitas termal yang tinggi (kedua tertinggi) diantara semua logam
murni pada suhu kamar. Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna kuning) dan osmium (kebiruan), tembaga adalah satu dari
empat logam dengan warna asli selain abu-abu atau perak. Tembaga murni berwarna
merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak dengan udara.
Gambar 3. Tembaga dengan kemurnian 99 %
Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas
seperti pada gambar dan keras bila tidak murni. Mudah ditempa (liat) dan
bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua
setelah perak.Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C serta Berat jenis
tembaga sekitar 8,92 gr/cm3.
2.3.2 Kimia
Memiliki massa atom standar tembaga sebesar 63.546 g/mol
dan volume atom 7.1 cm3/mol. Pada temperatur kamar berwujud padat dengan titik
lebur pada 1357.77 K dan titik didik 2835 K. Memiliki kalor peleburan sebesar
13, 26 KJ/mol, kalor penguapan sebesar 300,4 KJ/mol, dan kapasitas kalor 24,440
J/mol K. Energi ionisasi pertama sebesar 745.4 kJ/mole, energi ionisasi kedua
sebesar 1957.9 kJ/mole, dan energi ionisasi ketiga sebesar 3553.5 kJ/mole.
Elektronegativitas tembaga adalah 1.95 skala Pauling dan affinitas elektron
sebesar 118.5 kJ/mole. Tembaga memiliki panas spesifik 0.38 J/gK. Bilangan
oksidasi yang umum adalah +2, namun tembaga juga bisa memiliki bilangan
oksidasi +1, +3, dan +4.
Tembaga tidak bereaksi dengan air,
namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara membentuk lapisan
coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan
oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisan verdigris(tembaga
karbonat) berwarna hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga
yang berusia tua, seperti pada Patung Liberty. Tembaga
bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida.
2.4
Struktur Tembaga
Struktur
kristal tembaga adalah kubus berpusat muka atau face centered cubic (FCC)
dengan karakteristik lembut dan ductile, permukaan mengkilat berwarna
merah-jingga dan memiliki titik leleh 1084,62 oC. Secara umum tembaga dimanfaatkan untuk
membuat kawat, perunggu dan koin. Struktur FCC mempunyai sebuah atom pada pusat
semua sisi kubus dan sebuah atom pada setiap titik sudut kubus. Beberapa logam
yang memiliki struktur kristal FCC yaitu tembaga, aluminium, besi, timbal,
perak, dan emas.
Tiap
atom dalam sel satuan FCC ini dikelilingi oleh duabelas (12) atom tetangga, hal
ini berlaku untuk setiap atom, baik yang terletak pada titk sudut maupun atom
dipusat sel satuan. Jumah atom tetangga yang mengelilingi setiap atom dalam
struktur kristal FCC yang nilainya sama untuk setiap atom disebut dengan
bilangan koordinasi (coordination number). Bilangan koordinasi struktur FCC
adalah 12. Faktor tumpukan atom (atomic packing factor, APF) adalah fraksi
volum dari sel satuan yang ditempati oleh bola-bola padat.
Dari
gambar di bawah terlihat bahwa sel satuan FCC terdiri dari satu titik lattice pada
setiap sudut dan satu titik lattice pada setiap sisi kubus. Setiap atom pada
struktur kristal FCC dikelilingi oleh 12
atom, jadi bilangan koordinasinya adalah 12. Dari gambar di bawah hard sphere unit cell terlihat bahwa
atom-atom dalam struktur kristal FCC tersusun dalam kondisi yang cukup padat.
Ini terbukti dengan tingginya harga APF dari sel satuan FCC yaitu 74% dibandingkan denag
APF sel satuan BCC. Sel satuan FCC mempunyai
8 x 1/8 (pada sudut kubus) + 6 x ½ ( pada pusat sisi kubut) = 4 atom per sel
satuan. Hubungan antara panjang sisi kubus a, dengan jari-jari R dapat
ditentukan dengan menggunkan formula :
Gambar 3. Struktur Kristal Kubik
berpusat Muka (FCC)
2.5
Senyawa-senyawa Tembaga
Senyawa tembaga yang paling sederhana
adalah senyawa biner (terdiri dari 2 elemen saja). Biner yang paling penting
diantaranya oksida, sulfida, dan halida. Tembaga
memiliki dua valensi, +1 dan +2. Cara termudah jauh untuk membuat
+1, yaitu Cu 2 O, adalah dengan elektrolisis anoda tembaga
dalam larutan klorida. Tembaga(I) oksida, tembaga(II)
oksida, tembaga(I)
sulfida, dan tembaga
monosulfida merupakan
contoh senyawa tembaga biner. Untuk senyawa halida, yang dikenal diantaranya tembaga(I) klorida, tembaga(I)
bromida, dan tembaga(I) iodida, juga tembaga(II)
fluorida, tembaga(II)
klorida, dan tembaga(II)
bromida.
Hidroksida tembaga dapat diendapkan dari larutan asam,
seperti nitrat dan sulfat. Tembaga hidroksida biru atau karbonat masih
harus didapat.
Oksida tembaga, CuO, dapat dihasilkan secara langsung, tetapi lambat dan melelahkan karena hanya terbentuk di lapisan. Bubuk logam mungkin cukup bila dipanaskan di udara untuk setidaknya merah panas. Setelah lapisan hitam serpihan, lapisan penganut Cu 2 O terlihat yang dapat digunakan untuk berbagai percobaan semikonduktor. Gambar dibawah ini adalah Warnanya, untuk sebagian besar, hitam, tapi aku dapat mendeteksi tanda-tanda sedikit merah untuk hal itu, menunjukkan Cu2 O atau konten Cu. Ada juga Fe atau Pb pengotor.
Oksida tembaga, CuO, dapat dihasilkan secara langsung, tetapi lambat dan melelahkan karena hanya terbentuk di lapisan. Bubuk logam mungkin cukup bila dipanaskan di udara untuk setidaknya merah panas. Setelah lapisan hitam serpihan, lapisan penganut Cu 2 O terlihat yang dapat digunakan untuk berbagai percobaan semikonduktor. Gambar dibawah ini adalah Warnanya, untuk sebagian besar, hitam, tapi aku dapat mendeteksi tanda-tanda sedikit merah untuk hal itu, menunjukkan Cu2 O atau konten Cu. Ada juga Fe atau Pb pengotor.
Gambar 4. 90%
CuO, dengan Cu2O dan Fe2O3 sebagai pengotor
utama.
Tembaga(II) sulfat, juga
dikenal dengan cupri sulfat,
adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus molekul CuSO4. Senyawa garam
ini eksis di bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-beda. Bentuk anhidratnya berbentuk bubuk
hijau pucat atau abu-abu putih, sedangkan bentuk pentahidratnya (CuSO4·5H2O),
berwarna biru terang. Kristal tembaga sulfat, diuapkan dari larutan yang
dibuat dengan asam sulfat dan CuO.
Gambar 5. Tembaga Sulfat
Berikut
adalah Senyawa tembaga diklorida, bentuknya masif dan berbentuk kristal
acicular deliquescent (jarum datar) berwarna hijau. Pada rekristalisasi sampel
ini apabila telah disimpan lama dan mongering, akhirnya berubah kebiruan. CuCl2 agak
larut dan kelembaban sedikit dapat membentuk banyak kristal. Pengeringan
adalah waktu yang paling luar biasa karena berubah dari hijau lembab menjadi biru langit.
Gambar 6. Tembaga CuCl2
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
dalam makalah ini adalah:
1. Tembaga adalah suatu unsur
kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor
atom 29. Merupakan logam transisi, berada pada
golongan 11 periode 4, dan grup d dalam tabel sistem periodic, Tembaga memiliki
dua valensi, +1 dan +2.
2. Struktur
kristal tembaga adalah kubus berpusat muka atau face centered cubic (FCC).
3.
Senyawa tembaga yang paling sederhana adalah senyawa biner (terdiri dari 2 elemen
saja). Biner yang paling penting diantaranya oksida, sulfida, dan halida.
4. Kebanyakan senyawa tembaga berbentuk Kristal
seperti Kristal tembaga sulfat yang
berwarna biru dan Kristal CuCl2 yang berwarna hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Tembaga,(Online),(
http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga(II)_sulfat).
Anonim, 2013, Kristal
,(Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Kristal).
Arga, 2013, Oksida dan Hidroksida, (Online), (http://recyclingindonesia.blogspot.com /2013/ 07/oksida-dan-hidroksida.html).
Fadilaeni, A., 2013, Atom Tembaga (Cu), (Online), (http://afiffadilaeni.wordpress.com).
Smallman R.E. dan R.J. Bishop, 1999. Metalurgi Fisik Moderen dan Rekayasa Material, Erlangga, Jakarta.
Suprihatin,
Agung, 2013, Pemanfaatan Sifat Kelarutan Hidroksida Logam untuk Menurunkan
Kadar Tembaga Pada Limbah PCB, Friday Published, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar