Daftar Blog Saya

Minggu, 08 Desember 2013

Aduhai pemuda masa kini :(



Bismillahirrahmanirrahim.

Mengawali untaian kata yang mengandung ribuan makna, tak lupa kita panjatkan rasa syukur dan segala pujian kepada Sang Kholik, Allah subhana Wa Ta’ala, yang telah memberikan Rahman dan Rohim-Nya kepada penulis dan pembaca di dunia dan akhirat. Tak lupa pula kita curahkan salam dan salawat kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam, Nabi seluruh umat hingga akhir zaman,  yang telah menerangi hidup dengan risalahnya, serta salam kepada para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in dan orang-orang yang beriman hingga yaumul akhir dan semoga kita tergolong seperti mereka.

Di era globalisasi seperti saat ini, hiruk pikuk dunia semakin mencekik, bahkan kebathilan dan kebenaranpun semakin mudah untuk diputarbalikkan, kebaikan layaknya buih di lautan, dosapun laksana pasir di gurun, keduanya sulit dibedakan namun kebathilan merajalela dan semakin akrab dengan dunia dan kebaikan semakin tersembunyi di balik tirai dan sulit ditemukan.

Pemuda yang labil semakin mudah dipengaruhi oleh senyum-senyum syaitan laknatullah alaihi. Dengan  berbagai hasutan iblis dan silaunya dunia, pemuda semakin mudah diperdaya oleh pergaulan yang semakin kehilangan kendali, dengan musik yang semakin merajalela, pakaian yang semakin menggila dan elektronik yang semakin menggigit, Hal ini menyebabkan pacaran sudah dianggap kewajiban, zina dianggap biasa, musik yang dianggap lantunan penghibur, style yang semakin menggoda, serta wanita menjadi pria dan lelaki menjadi wanitapun sudah dianggap lumrah yang berdalih hak asasi manusia.

 Semua itu membuat pemuda lalai dari mengingat Tuhannya. Pemuda saat ini semakin akrab dengan dunia yang tak terarah lagi, mereka semakin memeluk dunia dan seakan ingin memilikinya, mereka lupa  akan hakikatnya hidup di dunia ini dan semakin berjalan menuju jurang kegelapan.

Maraknya media informatika membuat para pemuda juga semakin egois dengan kesibukannya menguntai kalimat tanpa makna, mengumbar perasaan tanpa malu dan menyingung orang lain tanpa berpikir dalam jejaring sosial. Para pemuda lebih hobby membuang waktu dengan game, menonton hal yang tak layak untuk dilihat, dan  mencari kejelekan orang lain yang membuat mereka tak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Betapa disayangkan, para pemuda zaman sekarang lebih dominan mengidolakan seseorang yang tak layak untuk diidolakan bahkan tak layak untuk ditiru. Mereka lebih memilih menikmati kesenangan fatamorgana dibanding berjuang demi kemenangan. Mereka jadi lemah, tak sanggup berjuang bahkan tak kenal kata semangat. Mereka lebih memilih mengutip kalimat yang tak tahu sumber dan maknanya dibanding kutipan kalimat Sang Pencipta, mereka lebih memilih membaca ribuan kalimat surat picisan dibandingkan membaca surat cinta dari Allah subhanahu Wa Ta’ala, Al-Qur’an yang suci.

Mereka yakin  akan datangnya kematian tetapi malah hidup bersuka ria. Mereka yakin akan mempertanggungjawabkan amalnya tetapi malah asyik menumpuk harta benda. Mereka yakin akan datangnya kubur  tetapi masih saja hidup bersantai-santai. Mereka yakin bahwa dunia ini akan hancur tetapi malah terpikat kepada pesonanya. mereka mengaku intelektual tetapi malah bodoh moralnya. Mereka bersuci dengan air wudhu tetapi hatinya tetap kotor. Mereka selalu mencari cacat dan aib saudarinya sementara dirinya sendiri tak dirasakan, Mereka yakin bahwa Allah Maha Mengawasi segala perilakunya tetapi masih berani berbuat maksiat dan durjana kepada-Nya. Betapa menyedihkannya pemuda zaman sekarang.

Lalu saat seperti ini, masih adakah kebenaran yang terkuak?? Masih adakah yang menggenggam kebenaran itu??,, ya tentu saja,, namun cahaya terang ini masih samar oleh pendar-pendar titik cahaya lainnya yang kian menggoda dengan berbagai hal yang menggiurkan. Yang menjanjikan kebenaran dan dalih yang meyakinkan namun palsu.

Disisi lain kebenaran yang diyakini layaknya bara yang di genggam,  para pemegangnya tak dianggap lagi, terasingkan, dilecehkan dan dianggp sebagai para teroris yang siap untuk mengacaukan hidup mereka,, yah,,, begiitulah syaitan berbisik di telinga para pemuda saat ini, dan tanpa berpikir mereka malah menelannya dengan mentah-mentah.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan para pemeganng bendera kemenganan ini?? Haruskah ia berpangku tangan menyikapi kondisi seperti ini? Haruskah mereka melangkah maju terus tanpa menengok kebelakang dan meninggalkan mereka?? Layakkah mereka menyimpan segala tatapan kebencian yang terarah padanya?? Tidak!! Tentu saja Tidak!!...

Bagi mereka yang mengaku sebagai pejuang dakwah hendaknya melakukan yang terbaik tanpa mengenal kata putus asa, meski mereka mendapatkan hujatan senjata yang mengiris hati dan tubuh,, hendaknya mereka tetap memegang tangan orang-orang yang terpelosok ke dalam jurang meskipun mereka meronta untuk dilepaskan, hendaknya memberikan setitik cahaya tanpa mengeluh ditengah kegelapan, karena mereka telah mendapatkan warisan para rasul  dan harus membagikannya kepada oranng-orang yang berhak menerimanya.

Bagi mereka yang mengaku berilmu dan beriman tak layak menikmati semuanya sendiri, mereka yang sedang dalam pencarian islam yang haqiqih, yang haus akan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah hendaknya menyadarkan saudaranya bahwa dunia hanya penjara baginya dan kebebasan bagi syaitan..

Mengakhiri tulisan ini, penulis berharap agar para pembaca dapat merenunginya apakah ia termasuk para penunjuk jalan yang benar atau sebaliknya, dan semoga tulisan ini bermanfaat, dapat memberikan ibrah dan dapat menyadarkan bahwa dunia memang terlihat laksana tumpukan jamrud dan permata namun semua itu tak ada gunanya ditengah gurun pasir tanpa air. Segala bentuk kebenaran dalam tulisan ini semata-mata bersumber dari Allah dan segala bentuk kelalaian bersumber dari Syaitan laknatullah dan penulis sebagai hamba yang dhaif.

1 komentar: